Eksistensi Pancasila Dalam Kehidupan Bermasyarakat di Era Globalisasi


            Berdasarkan falsafah Pancasila, manusia Indonesia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang mempunyai   naluri,   akhlak,   daya pikir, dan sadar akan keberadaannya yang serba terhubung dengan sesamanya,    lingkungannya,    alam semesta, dan penciptanya. Kesadaran ini menumbuhkan cipta, karsa, dan karya untuk mempertahankan eksistensi  dan  kelangsungan hidupnya dari generasi ke generasi. Pancasila   merupakan   dasar Negara  bagi  Negara  kita.  Sebagai dasar Negara, Pancasila lahir berdasarkan nilai-nilai budaya yang terkandung sejak zaman nenek moyang kita dahulu. Nilai-nilai tersebut  lahir  dan  melekat  secara tidak sengaja pada nenek moyang kita.
            Setelah puluhan tahun lahirnya Pancasila dari tahun 1945 hingga saat ini, Negara di dunia mengalami pengembangan yang pesat dalam berbagai bidang kehidupan. Masuknya era   globalisasi   menjadikan   bangsa dunia hampir tidak memiliki batas. Dampak baik dan buruknya globalisasi tentunya mari kita kaji bersama dengan melandaskan Pancasila sebagai pedoman hidup masyarakat Idonesia dalam  menghadapi  segala permasalahan seiring perkembangan zaman. Kondisi bangsa saat ini mencerminkan adanya penyimpangan dari Pancasila tidak sesuai dengan nilai seharusnya. Namun masih ada upaya pelurusan kembali terhadap nilai-nilai Pancasila.
            Kelangsungan hidup negara dan bangsa Indonesia di era globlalisasi,  mengharuskan  kita untuk melestarikan nilai-nilai Pancasila, agar generasi penerus bangsa tetap dapat menghayati dan mengamalkannya dan agar intisari nilai-nilai yang luhur itu tetap terjaga dan menjadi pedoman bangsa Indonesia sepanjang masa. Kita semua menyadari bahwa Pancasila sebagai Grundnorm/Staatsfundamentalnorm, yaitu pokok kaidah fundamental Negara masih berada dalam tataran normative. Pokok fikiran Pancasila kemudian dijabarkan dalam Undang- Undang Dasar1945 yang diharapkan dapat menjadi pijakan dalam membuat tatanan kehidupan dan kebijakan  dalam  kehidupan berbangsa dan bernegara. Tujuan mulia pemerintahan Negara Indonesia  didasari  oleh empat hal yang tercantum di dalam pembukaan  UUD 1945 alenia keempat, yaitu: 1) Melindungi    segenap    bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, 2) Memajukan kesejahteraan umum, 3) Mencerdaskan kehidupan bangsa, dan 4) Ikut  melaksanakan  ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
            Globalisasi merupakan gejala mengglobalnya sosio-cultural antar bangsa sehingga kultur antar bangsa di  dunia  seolah-olah  melebur menjadi kultur dunia  (global). Akibatnya hubungan antar bangsa semakin dekat. Globalisasi biasa dikait- kaitkan dengan kemajuan teknologi informasi, spekulasi dalam pasar uang,  meningkatnya  arus  modal lintas Negara, pemasaran massal, peanasan global, era perusahaan multinasional hilangnya batas-batas antar Negara dan kian melemahnya kekuasaan Negara.
            Arus globalisasi tidak mungkin dihentikan. Berjalannya globalisasi tidak terlepas dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai penyebabnya. Dampaknya juga tidak bisa dihindarkan.  Bagi  masyarakat, bangsa dan Negara Indonesi, globalisasi memiliki dampak positif dan negative. Adapun dampak negatif dan dampak positif globalisasi menurut Suparlan (2012) antara lain:
a.    Dampak Positif Globalisasi bagi Indonesia
1)   Semangat kompetitif
Untuk mengikuti arus globalisasi suatu Negara dituntut mampu bersaing di dunia internasional.
2)   Kemudahan dan kenyamanan hidup
Globalisasi dengan kemajuan di bidang informasi, komunikasi dan transportasi telah   memberi   kemudahan dan kenyamanan masyarakat.
3)   Sikap toleransi dan solidaritas kemanusiaan
Informasi mengenai keprihatinan dan penderitaan sejumlah manusia di suatu Negara, memotivasi pemerintah di Negara lain untuk ikut membantu meringankan  penderitaan yang dirasakan sesamanya.
4)   Kesadaran dalam kebersamaan
Toleransi  dan  solidaritas antar bangsa berkembang menjadi kesadaran dalam kebersamaan   untuk mengatasi berbagai masalah, dimana ancaman dan bencana bagi keselamatan dunia sebagai satu-satunya planet tempa tinggal bagi umat manusia.
5)   Menumbuhkan sikap terbuka
Sikap terbuka  ini  untuk mengenal  dan  menghormati perbedaan,  kelebihan,  dalam kehidupan manusia sebagai individu maupun bangsa yang hidup di wilayah Negara lain.
6)   Globalisasi memberi tawaran baru
Globalisasi memberikan tawaran baru barupa kesematan untuk mengakses ilmu    pengetahuan    seluas- luasnya melalui jaringan internet
7)   Terbukanya mobilitas sosial
Kemajuan transportasi mendorong  mobilitas  sosial yang semakin terbuka dimana jarak    tidak    lagi    menjadi permasalahan.
b.    Dampak Negatif Gobalisasi bagi Bangsa Indonesia
1)   Pergeseran nilai
Sesuatu yang baru (nilai, teknologi, budaya, dan lainnya)   dari   asing   secara tidak otomatis dapat diintegrasikan ke dalam kondisi individu atau masyarakat yang menerimanya.
2)   Pertentangan nilai
Masuknya nilai-nilai baru dan asing yang tidak sejalan atau bahkan bertentangan dengan nilai-nilai luhur dari pandangan hidup masyarakat.
3)   Perubahan  gaya  hidup  (Life style)
4)   Berkurangnya kedaulatan
Negara Pemerintah harus mengakui dan  bekerja  di  suatu lingkungn dimana sebagian besar penyelesaian masalah harus dirumuskan dengan memperhatikan dunia global

Kondisi Masyarakat Indonesia Dalam Menerapkan Nilai-Nilai Pancasila
            Kondisi  bangsa  Indonesia saat ini dapat dikaji dan identifikasi dengan melihat prilaku dan kepribadian masyarakat Indonesia tercermin pada tingkah laku masyarakat Indonesia sehari-hari. Perilaku masyarakat  Indonesia yang terkenal dengan ramah tamah dan kebersamaanya saat ini mulai tidak pernah ditemukanlagi dalam kehidupan masyarakat Indonesia, saat ini banyak sekali penyimpangan-penyimpangan yang tidak sesuai dengan nilai- nilai Pancasila, berikut beberapa penyimpangan terhadap nilai-nilai pancasila:
1)   Penyimpangan sila pertama
Saat ini kita menjumpai generasi muda yang tidak bertaqwa kepada Tuhan YME. Misalnya: meninggalkan ibadah, melanggar peraturan  agama,  menganggap dirinya  sebagai  Tuhan  atau  Rasul, dan lain sebagainya.
2)   Penyimpangan sila kedua
Sekarang   ini   kita   temui   diantara pemuda Indonesia     yang     tidak memanusiakan manusia lain sebagai mana   mestinya.   Misalnya:   kasus pembunuhan, perampokan, pemerkosaan, dan lain sebagainya.
3)   Penyimpangan sila ketiga
     Memudarnya   rasa   persatuan   dan kesatuan yang terjadi      pada masyarakat     Indonesia     saat     ini. Misalnya:   tawuran   antar   pelajar, bentrok  antar  warga  seperti  perang sampit,  bentrok  antar  suku  seperti kisah    perang    sampit,    dan    lain sebagainya.
4)   Penyimpangan sila keempat
Demokrasi  selayaknya  dilaksanakan dengan sehat. Fenomena yang terjadi saat ini masih adanya money politic di  kalangan  masyarakat  yang  biasa dijumpai pada saat pemilihan kepala desa, pemilihan bupati atau walikota.
5)   Penyimpangan sila kelima
     Selanjutnya mengenai keadilan, banyak  fakta-fakta  mengenai ketidakadilan  yang  di  lakukan  oleh generasi muda bangsa Indonesia saat ini.  Tidak  perlu  jauh-jauh,  saat  ini dapat   kita   lihat   pada kelompok belajar  kita  saja  sebagai  faktanya. Dalam    kelompok    belajar    PPKn misalnya, tugas PPKn membuat makalah secara kelompok ketidak adilan  selalu  kita rasakan.  Hal tersebut karena sebenarnya yang mengerjakan tugas kelompok dari 8 anggota  kelompok,  hanya  3  orang saja dan yang lainnya tinggal nitip nama. Padahal ia menginginkan mendapatkan nilai yang sama. Sungguh   ini   adalah   contoh   kecil yang berada pada kehidupan para pelajar sehari-hari.
            Berbagai penyimpangan yang terjadi diatas menunjukan bagaimana eksistensi dari pancasila tidak menjadi pegangan bagi masyarakat Indonesia, mulai dari penyimpangan yang lingkupnya masih berdampak kecil sampai pada penyimpangan yang memiliki dampak yang sangat besar. Seperti yang sedang terjadi di ibu kota Jakarta, bom bunuh diri yang dilakukan oleh sekelompok teroris di terminal kampung Melayu 24 Mei 2017 menjadi gambaran nyata bagaimana masyarakat Indonesia telah jauh dari nilai-nilai yang diharapkan oleh pancasila. Kejadian tersebut membuka mata kita bahwa perkembangan zaman di Arus globalisasi yang semakin maju menyebabkan keguncangan yang tidak terkendelali dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Hal itu bisa kita kaitkan dengan  kasus yang terjadi pada saat diadakanya konser dari Arina Grande di kota Mancester Inggris, selang beberapa hari dari kejadian tersebut terjadilah kasus tersebut.
            Penyimpangan-penyimpangan yang terjadi menunjukan bagaimana arus globalisasi menjadi suatu tantangan bagi masyarakat Indonesia yang memiliki karakter kehidupan yang tidak terlepas dari nilai, baik itu nilai religius, nilai social dan nilai etika yang senantiasa selalu menjadi pegangan bagi masyarakat Indonesia. Pembudayaan nilai-nilai Pancasila seharusnya tidak sekedar sampai pada memahami saja, namun harus dihayati dan diwujudkan dalam pengalamannya oleh setiap diri pribadi dan seluruh lapisan masyarakat sehingga menumbuhkan kesadaran dan kebutuhan, mempertajam perasaan, meningkatkan daya tahan, daya tangkal dan daya saing bangsa yang semuanya tercermin pada sikap tanggap dan perilaku masyarakat. Pembudayaan   nilai-nilai luhur   Pancasila   perlu   diupayakan pada berbagai kelompok masyarakat baik kelompok profesi seperti tenaga kerja, notaris, guru dan pengacara, kelompok fungsional seperti wanita, pemuda, dan lain sebagainya.
Daftar Pustaka
Ø  Kaelan, & Zubaidi, Ahmad. 2007.PendidikanKewarganegaraan.Yogyakarta: Paradigma
Ø  Ambiro Puji Asmaroini, M.Pd Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 1,  No. 2, Januari 2017 E-ISSN 2527-7057, P-ISSN 2545-2683


Comments

Popular posts from this blog

Peran Penting Pendidikan Karakter Bagi Generasi Penerus Bangsa Dalam Menghadapi Era Globalisasi

Pancasila Sebagai Ilmu Pengetahuan

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN