Peran Penting Pendidikan Karakter Bagi Generasi Penerus Bangsa Dalam Menghadapi Era Globalisasi
Gambar 1.1 Proses Seminar Penyamapaian Materi Pendidikan Karakter
Abstrak
Globalisasi memberikan intensifikasi dalam hubungan sosial
secara mendunia sehingga menghubungkan antara kejadian yang terjadi dilokasi
yang satu dengan yang lainnya serta menyebabkan terjadinya perubahan pada
keduanya. Banyak dampak yang
diberikan dari adanya globalisasi, kemajuan zaman yang semakin pesat sehingga
membuat seluruh umat manusia harus mampu menyesuaikan diri dengan keadaan
tersebut. Keadaan menjadi sangat menghawatikan karena dengan adanya arus
globalisasi akan membawa dampak positif dan negative ibarat koin mata uang yang
tidak bisahkan, disatu sisi menanmbah kemajuan dalam perkembangan hidup
individu atau kelompok terstentu sementara disisi lain nilai-nilai dan tatanan
yang dimiliki oleh individu atau sekelompok orang akan mulai tergerus dengan
adanya pengaru daru budaya-budaya baru yang dibawa oleh globalisasi. Pendidikan
karakter menjadi hal yang paling strategis dalam mengontrol, menanamkan dan
menumbuh kembangkan pemahaman seseorang untuk lebih mengetahui nilai yang ada
didalam jati dirinya sebagai Individu atau kelompok tertentu. Di negara
Indonesia pendidikan karakter mempunyai sasaran yang mengarah pada generasi
penerus bangsa, mengingat merekalah para generasi yang akan meneruskan tongkat
estafet panjang dalam mepertahankan dan memperjuangkan eksistensi bangsa
Indonesia sebagai bangsa yang berbudi pekerti luhur sesuai dengan nilai-nilai
yang berkembang dalam kehidupan masyarakat.
Kata
Kunci: Globalisasi, pendidikan karakter, generasi penerus bangsa
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Eksistensi suatu bangsa sangat ditentukan oleh karakter yang dimilikinya.
Hanya bangsa yang memiliki karakter kuat yang mampu menjadikan dirinya sebagai
bangsa yang bermartabat dan disegani oleh bangsa-bangsa lain. Oleh karena itu
menjadi bangsa yang berkarakter adalah impian bangsa Indonesia. Dahulu Bangsa
Indonesia dikenal berkarakter positif seperti ramah-tamah, lemah lembut,
berbudi pekerti luhur, sopan santun, jujur, dan cinta tanah air. Perubahan
zaman serba teknologi canggih karakter positif tersebut perlahanlahan mulai
ditinggalkan. Masyarakat yang terbiasa ramah tamah, santun berperilaku,
melaksanakan musyawarah mufakat dalam menyelesaikan masalah, bersikap toleran
serta gotong royong cenderung berubah berkarakter negative seperti kekerasan
dan kerusuhan, pergaulan bebas, korupsi yang merambah pada semua sektor kehidupan
masyarakat, anarkis, penuturan bahasa yang buruk, tidak santun, narkoba, suka
melangkar aturan, egois, pornografi dikalangan remaja, dan lain sebagainya.
Apabila suatu bangsa sudah tidak memiliki karakter yang tangguh, maka perlu
segera dicari cara mengembalikannya. Dalam mengembalikan karakter positif
diperlukan usaha menyeluruh dari semua pihak yaitu keluarga, masyarakat, dan
sekolah (Sulistyowati, 2012).
Hal
tersebut tidak dapat kita pungkiri dimana kita ketahui sendiri dalam
pemberitaan media cetak dan media online termuat kabar-kabar yang tidak sesuai
dengan karakter yang diharapkan. Seperti
realitas yang termuat dalam berita online Jakarta, Netralnews.Com. Mengatakan
bahwa Salah satu persoalan besar yang dihadapi oleh bangsa Indonesia hingga
hari ini adalah lemahnya karakter bangsa. Bangsa Indonesia yang kaya akan
sumber daya alam, tetapi sulit maju menjadi bangsa yang kaya, disebabkan oleh
masalah karakter bangsa. Korupsi yang merajalela, perilaku suap yang terus
terjadi di tengah masyarakat, kemiskinan
mewabah, pengangguran yang merajalela, ketidakdisiplinan dalam menjalankan
kehidupan, kurang bertanggungjawabnya dalam menyelesaikan segala tugas kantor
atau sejenis, dan berbagai macam kebobrokan dalam hidup berbangsa, itu semua
disebabkan oleh lemahnya karakter bangsa.
Untuk
membentengi generasi muda khususnya pelajar agar tidak terlindas oleh arus
globalisasi maka diperlukan pembangunan karakter yang kuat. Membangun karakter
tidaklah segampang membalikkan telapak tangan, meskipun tidak mudah tetapi
membangun karakter sangat penting, apalagi bagi generasi muda yang merupakan
komponen bangsa Indonesia yang paling rentan dalam menghadapi terpaan arus
globalisasi. Karena bagaimanapun juga generasi muda kita adalah cerminan
karakter bangsa Indonesia. Apabila generasi muda kita tidak menjunjung tinggi
nilai dan norma menurut falsafah Pancasila maka dapat dikatakan karakter bangsa
kita memudar dan hilang, bila karakter suatu bangsa hilang maka tidak ada lagi
nama bangsa Indonesia di peta dunia.
Sehubungan dengan hal tersebut, karakter bangsa masih dapat
diselamatkan dan ditumbuh kembangkan melalui pembelajaran pendidikan karakter
yang kontinyu. Proses pembelajaran membawa siswa kepada sosok generasi bangsa
yang tidak sekedar memiliki pengetahuan, tetapi juga memiliki moral yang
mencerminkan nilai-nilai luhur yang tertanam dalam benak siswa. Seiring denga
era globalisasi dan kemajuan dunia informasi, bangsa indonesia tengah dilanda
krisis nilai-nilai luhur yang menyebabkan martabat bangsa Indonesia dinilai
rendah oleh bangsa lain. Oleh karena itu, karakter bangsa Indonesia saat ini
perlu dibangun kembali.
B.
Rumusan Masalah
Berangkat dari latar belakang diatas, adapaun rumusan masalah dari
penulisan makalah ini yaitu :
1.
Bagaimanakah dampak arus globalisasi
terhadap generasi bangsa?
2.
Bagaimanakah peran pendidikan
karakter dalam menghadapi dampak arus globalisasi bagi generasi bangsa!
C.
Tujuan
Sejalan
dengan rumusan masalah diatas, adapun tujuan yang ingin ketahui dari penulisan
makalah ini yaitu :
1.
Bagaimanakah dampak arus
globalisasi terhadap generasi penerus bangsa?
2.
Bagaimanakah peran pendidikan
karakter dalam menghadapi dampak arus globalisasi bagi generasi penerus bangsa!
D.
Manfaat
1.
Manfaat Teoritis
a.
Memberikan sumbangan pemikiran
terhadap pengembangan pendidikan karakter
b.
Sebagai bahan refrensi bagi
penulis selanjutnya dalam memperkuat landasan pemikiran.
2.
Manfaat Praktis
a.
Bagi penulis
1)
Dapat dijadikan sebagai pengalaman
berharga untuk mengkaji secara mendalam terkait pentingnya pendiidkan karakter
bagi generasi penerus bangsa yang hidup
di era globalisasi.
2)
Sebagai pembelajaran untuk melatih
diri menulis dan mempersiapkan hasil tulisan yang layak untuk dibaca oleh orang
lain.
b.
Bagi Pembaca
1)
Sebagai bahan referensi untuk
menjawab rasa keingintahuan mengenai penddikan karakter.
2)
Membantu pembaca agar memahami
secara sederhana bagaimana pentingnya pendidikan karakter dalam kehidupan di
era globalisasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Dampak Arus Globalisasi Terhadap Generasi Bangsa
1.
Pengertian Globalisasi
Menurut asal katanya, kata
"globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal atau umum, tanpa membedakan apakah manusia
berkulit putih, hitam, beragama Islam, Kristen, Khatolik, orang Amerika atau
Tinghoa mereka diperlakukan sama tanpa diskriminatif secara umum. Achmad Suparman (wikipedia.org/wiki/Globalisasi) menyatakan globalisasi adalah
suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap
individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah. Globalisasi belum memiliki
definisi yang mapan, kecuali sekadar definisi kerja (working definition), sehingga bergantung dari sisi mana orang
melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah,
atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin
terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan
ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya
masyarakat.
Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai
sebuah proyek yang diusung oleh negara-negara adikuasa, sehingga bisa saja
orang memiliki pandangan negatif atau curiga terhadapnya. Dari sudut pandang
ini, globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuk yang paling
mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan mengendalikan ekonomi
dunia dan negara-negara kecil makin tidak berdaya karena tidak mampu bersaing.
Sebab, globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap perekonomian dunia,
bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang lain seperti budaya dan agama.
Pendapat dari beberapa ahli berukut ini akan
mencoba memberikan kejelasan mengenai definisi dari globalisasi itu sendiri,
antara lain sebagai berikut:
Laurence E. Rothernberg, mengatakan globalisasi
ialah percepatan dari intensifikasi interaksi dan integrasi antara orang-orang,
perusahaan dan pemerintah dari negara yang berbeda.
Anthony Giddens, mengatakan bahwa globalisasi
adalah intensifikasi hubungan sosial secara mendunia sehingga menghubungkan
antara kejadian yang terjadi dilokasi yang satu dengan yang lainnya serta
menyebabkan terjadinya perubahan pada keduanya.
Selo Soemardjan, mengatakan globalisasi
merupakan sebuah proses terbentuknya sistem organisasi dan komunikasi antar
masyarakat di seluruh dunia untuk mengikuti sistem dan kaidah-kaidah tertentu
yang sama.
2.
Dampak Positif dan Negatif Globalisasi
Era globalisasi sangat banyak membawa perubahan, baik yang berdampak
positif bagi kehidupan maupun yang berdampak negatif bagi kehidupan. Dalam era
globalisasi segala aspek kehidupan berangsur-angsur menagalami perubahan. Salah
satu contohnya yaitu banyak generai penerus bangsa yang kesulitan dalam
menyaring pengaruh globalisasi. Sehingga, banyak banyak generasi penerus bangsa
yang terjebak dalam pengaruh buruk globalisasi. Adapun dampak arus globalisasi
bagi generasi penerus bangsa yaitu sebagai berikut:
a.
Aspek Sosial
Bersosialisasi merupakan hal yang menyenangkan bagi sebagian generasi
muda. Karena, mereka bisa mendapatkan banyak teman dan mereka juga bisa saling
bertukar pikiran dengan teman mereka tersebut. Dengan bersosialisasi, mereka
bisa menemukan hal – hal baru yang belum pernah mereka ketahui sebelumnya dan
dengan begitu, mereka akan mudah memahami satu sama lain. Dengan bersosialisasi
secara benar, akan banyak hal positif yang akan didapat. Contohnya saja mereka
akan banyak mempunyai banyak koneksi untuk dapat lebih banyak mengenal dunia
kerja yang akan berguna bagi kehidupan mereka nanti. Akan tetapi, jika para
generasi muda tidak bisa bersosialisasi secara baik yang di dapatkan hanya
sebuah pergaulan bebas di luar batas yang dapat merugikan dirinya sendiri
maupun orang lain. Oleh sebab itu, para generasi muda seharusnya mempunyai
sebuah pegangan hidup untuk dapat memfilter dirinya dari berbagai macam dampak
globalisasi.
b.
Aspek Norma
Norma merupakan aturan tidak tertulis sebagai
pedoman masyarakat dalam menjalani kehidupan yang mengikat seluruh lapisan
masyarakat dan memiliki sanksi sosial. Pada saat era globalisasi sekarang ini
norma-norma dalam berkehidupan sudah banyak yang di abaikan keberadaannya.
Norma-norma tersebut sudah mulai terhapuskan oleh banyaknya aturan-aturan baru
yang sangat membebaskan segala sesuatu, hal tersebut berdampak besar bagi para
generasi muda zaman sekarang. Saat ini, generasi muda tidak lagi memperdulikan
adanya aturan-aturan tidak tertulis tersebut. Banyak sekali para generasi muda
yang melakukan pelanggaran atas norma yang ada pada masyarakat tersebut.
Padahal, norma berperan penting dalam menegakkan ketertiban berkehidupan dalam
masyarakat. Seharusnya, generasi muda dapat mempertahankan norma-norma tersebut
agar ada pengendali dalam kehidupanya.
c.
Aspek Budaya
Budaya pada saat ini sudah mulai banyak bercampur
dengan budaya asing akibat dari era globalisasi. Dimulai dari budaya
berpakaian, pada saat ini generasi muda berkecenderungan mengikuti budaya
asing. Contohnya, sekarang sebagian generasi muda lebih suka menggunakan
pakaian yang mini dan tidak lagi menyukai cara berpakaian yang tertutup dan
sopan. Ini dikarenakan alasan mereka,
bahwa apabila tidak menggunakan trend pakaian terkini maka mereka di anggap tidak trendy.
Terkikisnya budaya-budaya tradisional yang terdapat
di berbagai daerah. Kurang perdulinya para generasi muda kepada budaya
tradisional semakin mempercepat punahnya kebudayaan tradisional tersebut. Saat
ini banyak sekali generasi muda yang tidak mengetahui apa budaya khas yang
terdapat di daerah dirinya tinggal. Hal ini sangat memprihatinkan sekali,
terlebih jika mengingat Indonesia yang terkenal akan berbagai macam kebudayaan
yang dimilikinya. Ketidak tahuan para generasi muda tersebut mengundang pihak
lain untuk mengklaim budaya Indonesia menjadi budaya miliknya, padahal jelas-jelas kebudayaan tersebut
adalah budaya asli Indonesia.
d.
Aspek Pendidikan dan Tekhnologi
Aspek pendidikan juga terkena imbas dari era
globalisasi akan tetapi lebih banyak dampak positifnya, karena pada saat ini
para generasi muda dapat dengan mudah mengerjakan tugas sekolah dengan menggunakan bantuan internet. Tetapi apabila
tidak bisa menggunakan teknologi dengan bijaksana para generasi muda akan
mendapatkan dampak negatifnya yaitu para generasi muda akan merasa kecaduan dan
mungkin bisa mengakses hal-hal yang seharusnya tidak mereka ketahui juga akan
muncul budaya baru yaitu, budaya “ copy + paste”. Budaya ini membawa pengaruh
buruk bagi perkembangan pendidikan para generasi penerus bangsa, karena mereka
hanya perlu menyalin isi dari informasi yang mereka cari tanpa mengetahui apa
isi dari informasi tersebut.
B.
Peran Penting Pendidikan
Karakter Dalam Menghadapi Arus
Globalisasis
1.
Pengertian Katakter
Menurut kamus besar bahas Indonesia, Istilah “karakter” berarti
sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seorang dari
yang lain; tabiat; watak. Bila dilihat dari asal katanya, istilah karakter berasal
dari bahasa Yunani Karasso, yang
berarti ‘cetak biru’, ‘format dasar’ atau ‘sidik’ seperti dalam sidik jari.
Pendapat lain menyaatakan bahwa istilah karkater berasal dari bahasa Yunani charassein yang berarti membuat tajam
atau membuat dalam (depdiknas, 2008)
Secara konseptual lazimnya, istilah ‘karakter’
dipahami dalam dua kubu pengertian. Pengertian pertama bersifat determinitik.
Disini karakter dipahami sebagai kumpulan kondisi rohaniah pada diri kita yang
sudah teranugerahi atau dari sononya (given).
Dengan demikian ia merupakan kondisi yang kita terima begitu saja, tak bisa
kita ubah. Ia merupakan tabiat seseorang yang bersifat tetap menjadi tanda
khusus yang membedakan orang yang satu dengan yang lainya. Pengertian kedua,
non deterministik atau dinamis. Disini karakter dipahami sebagai tingkat kekuatan atau ketangguhan
seseorang dalam upaya mengatasi kondisi rohaniah yang sudah given. Ia merupakan proses yang dikehendaki oleh seseorang (willed) untuk menyempurnakan
kemanusiaanya (Saptono, 2011:18).
Berikut ini ada beberapa pendapat yang mencoba
mendefinisi pengertian dari karekater itu sendiri yaitu :
a.
Suyanto (www.mandikdasmen.kemdiknas.go.id/web/pages/urgensi.html)
menyatakan bahwa karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi
cirri khas tiap individu untuk hidup dan berkerja sama, baik dalam lingkup
keluarga, masyarakat bangsa, maupun negara. Individu yang berkarakter baik
adalah individu yang bisa membuat keputusan dan bisa mempertanggungjawabkan
tiap akibat dari keputusan yang diambil (Barnawi dkk, 2016:20).
b.
Dirjen dikti (www.Kopertis8.org/pendidikan%20karakter)
mendeefinisikan karakter sebagai nilai-nilai yang khas-baik (tahu niali
kebaikan, mau berbuat baik, nyata kehidupan baik dan berdampak baik terhadap
lingkungan) yang terpateri dalam diri dan terejawantahkan dalam perlaku.
Karakter secara koheren memancar dari hasil olah pikir, olah hati, olahraga,
serta olah rasa dan karsa seseorang atau sekelompok orang (Barnawi dkk,
2016:21).
2.
Pendidikan Karakter
Saptono (2011:23) mengatakan bahwa pendidikan karakter adalah upaya yang dilakukan
dengan sengaja untuk mengembangkan karakter yang baik (good character) berlandaskan kebajikan-kebajikan inti (core virtues) yang secara objektif baik
bagi individu maupun masyarkat. Senada dengan pendapat tersebut Megawangi
(Darma kusuma, 2011) menyatakan bahwa pendidikan karakter sebagai sebuah usaha
untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan
mempraktikanya dalam kehidupanya sehari-hari sehingga mereka dapat memberikan
kotribusi yang positif pada lingkunganya (dalam Barnawi dkk, 2016).
Dalam (www.charagter.org/) pendidikan karakter adalah “character education is an educational
movement that supports the sosial, emotional and ethical defelopment of
students (pendidikan karakter merupakan pendidikan yang mendukung
perkemabangan sosal, emosional, dan etis siswa).” kemudian dirjen dikti (dalam www.kopertis8.org/pendidikan%20karakter) menyatakan “Pendidikan
karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti,
pendidikan moral, pendidikan watak, yang bertujuan mengembangkan kemampuan
peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik,
mewujukan, dan menebar kebaikan itu dalam kehidupan kehidupan sehari-hari
dengan sepenuh hati (Barnawi dkk, 2016:24).
Merujuk pada definisi diatas pendidikan karakter
pada dasarnya merupakan suatu upaya secara sadar
terencana guna menumbuh kembangkan kepekaan dan tanggung
jawab sosial, membangun kecerdasan emosional, kecerdasan mengambil keputusan
dan mampu mempraktekannya dalam kehidup sehari-hari sehingga mampu menjadi
individu yang baik secara utuh.
3.
Fungsi dan Tujuan Pendidikan Karakter
Fungsi Pendidikan Karakter sesuai dengan fungsi
pendidikan nasional, pendidikan karakter dimaksudkan untuk mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara lebih khusus pendidikan karakter
memiliki tiga fungsi utama, yaitu :
a.
Pembentukan
dan pengembangan
Potensi pendidikan karakter berfungsi membentuk
dan mengembangkan potensi manusia atau warga Negara Indonesia agar berpikiran
baik, berhati baik, dan berperilaku baik sesuai dengan falsafah hidup Pancasila
b.
Perbaikan
dan Penguatan
Pendidikan karakter berfungsi
memperbaiki karaker manusia dan warga Negara Indoneisa yang bersifat negative
dan memperkuat peran keluarga, satuan pendidikan, masyarakat, dan pemerintah
untuk ikut berpartisipasi dan bertanggung jawab dalam pengembangan potensi
manusia atau warga Negara menuju bangsa yang berkarakter, maju, mandiri dan
sejahtera.
c.
Penyaring
Pendidikan karakter bangsa berfungsi memilah
nilai-nilai budaya bangsa sendiri dan menyaring nilai-nilai budaya bangsa lain
yang positif untuk menjadi karakter manusia dan warga Negara Indonesia agar
menjadi bangsa yang bermartabat.
Lahirnya pendidikan karakter
bisa dikatakan sebagai sebuah usaha untuk menghidupkan spiritual yang ideal.
Foerster seorang ilmuan pernah mengatakan bahwa tujuan utama dari pendidikan
adalah untuk membentuk karakter karena karakter merupakan suatu evaluasi
seorang pribadi atau individu serta karakter pun dapat memberi kesatuan atas
kekuatan dalam mengambil sikap di setiap situasi. Pendidikan karakter pun dapat
dijadikan sebagai strategi untuk mengatasi pengalaman yang selalu berubah
sehingga mampu membentuk identitas yang kokoh dari setiap individu dalam hal
ini dapat dilihat bahwa tujuan pendidikan karakter ialah untuk membentuk sikap
yang dapat membawa kita kearah kemajuan tanpa harus bertentangan dengan norma
yang berlaku. Pendidikan karakter pun dijadikan sebagai wahana sosialisasi
karakter yang patut dimiliki setiap individu agar menjadikan mereka sebagai
individu yang bermanfaat seluas-luasnya bagi lingkungan sekitar. Pendidikan
karakter bagi individu bertujuan agar: a) mengetahui berbagai karakter baik
manusia, b) dapat mengartikan dan menjelaskan berbagai karakter, c) menunjukkan
contoh perilaku berkarakter dalam kehidupan sehari-hari dan d) memahami sisi
baik menjalankan perilaku berkarakter.
4. Peran Penting
Pendidikan Karakter Dalam Menghadapi Arus Globalisasi
Indonesia
saat ini sendang menghadapi dua tantangan besar, yaitu desentralisasi atau
ontonomi daerah yang saat ini sudah dimulai dan era globalisasi total
yang akan terjadi pada tahun 2020. Kedua tantangan tersebut merupakan ujian
berat yang harus dilalui dan dipersiapkan oleh seluruh bangsa Indonesia. Kunci
sukses dalam menghadapai tantangan berat terletak pada kualitas sumberdaya
manusia (SDM) Indonesia yang handal dan berbudaya. Oleh karena itu, peningkatan
kualitas SDM sejak dini merupakaan hal penting yang harus dipikirkan secara
sungguh-sungguh (Masnur, 2011:35)
Globalisasi
merupakan suatu
proses yang menjadikan
sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini
tanpa dibatasi oleh wilayah. Globalisasi memberikan ruang bagi seluruh umat
manusia dimuka bumi ini untuk saling berhubungan baik itu secara langsung
maupun secara tidak langsung dengan atau tanpa adanya batas yang menjadi
penghalang berlangsungnya hubungan tersebut.
Sesuai dengan dengan definisi dari globalisasi
dalam perkembanganya di kehidupan umat manusia secara menyeluruh dalam era
globalisasi yang telah berkembang sangat banyak membawa perubahan, baik yang
berdampak positif bagi kehidupan maupun yang berdampak negatif bagi kehidupan.
Dalam era globalisasi segala aspek kehidupan berangsur-angsur menagalami
perubahan. Salah satu contohnya dari segi kehidupan manusia yang semuanya
menginginkan sesuatu secara Instan (langsung jadi). Dari sudut lain yang paling
untuk dibendung yaitu lajur informasi yang begitu cepat dan tanpa batas
sehingga banyak generai penerus bangsa yang kesulitan dalam menyaring pengaruh
globalisasi dan akhirnya banyak generasi penerus bangsa yang terjebak dalam
pengaruh buruk globalisasi.
Maraknya kasus-kasus yang terjadi baik ditemui
secara langsung maupun diberitakan dalam pemberitaan media cetak maupun
elektronik memberikan suatu stimulus sekaligus tanparan keras bagaimana
kehidupan para generasi penerus bangsa yang semakin hari semakin mengkhawatirkan.
Dari kasus-kasus kecil seperti adanya seorang anak yang berani melawan orang tuanya dengan
berkata yang tidak sesuai dengan aturan kesopanan yang sudah lama berkembang
dalam kehidupan masyarakat sekitar. Adanya anak-anak yang mulai sibuk dengan urusan
mereka sendiri/dunia mereka sendiri dan
mengabaikan peran mereka sebagai seorang anak sehingga tak heran saya melihat
meskipun sedang duduk dengan orang tua mereka tetap memagang gajed/hp android
yang mereka miliki.
Kasus yang mencengangkan dilakukan oleh generasi
penerus bangsa yaitu dalam data yang dilansir oleh komisi perlindungan anak
Indonesia periode 2015-2016 memberikan data bahwa terjadinya berbagai kasus
yang begitu menghawatirkan bagi generasi penerus bangsa yang akan
memperjuangkan nasib bangsa Indonesia kedepanya nanti, berikut tabel sebagai
gamabran data tersebut.
Tabel 1.1
Kasus Perlindungan Anak
No
|
Jenis Kasus
|
Jumlah Kasus
|
Tahun
|
1.
|
Anak
Korban Kejahatan Seksual Online
|
227
|
2015-2016
|
2.
|
Anak
Pelaku Kejahatan Seksual Online
|
124
|
2015-2016
|
3.
|
Anak Korban Pornografi
dari Media Sosial
|
342
|
2015-2016
|
4.
|
Anak Pelaku Kepemilikan
Media Pornografi (HP/Video, dsb)
|
184
|
2015-2016
|
5
|
Anak Sebagai Pelaku
Kekerasan Seksual (Pemerkosaan, Pencabulan,
Sodomi/Pedofilia, dsb)
|
164
|
2015-2016
|
6.
|
Anak
Sebagai Pelaku Pembunuhan
|
72
|
2015-2016
|
7.
|
Anak Sebagai Pelaku
Kecelakaan Lalu Lintas
|
103
|
2015-2016
|
8.
|
Anak Sebagai Pelaku
Kepemilikan Senjata Tajam
|
65
|
2015-2016
|
9.
|
Anak Sebagai Pelaku
Aborsi
|
52
|
2015-2016
|
Jumlah
|
1351 kasus
|
Berdasarkan
data tersebut menunjukan bagaimana realitas yang terjadi ditengah kehidupan
masyarakat Indonesia yang menunjukan bagaimana generasi penerus bangsa tengah
dalam permasalahan yang sangat serius dan membutuhkan perhatian yang sangat
begitu besar dari segala aspek baik itu masyarakat maupun pemerintah yang
menjalankan pemerintahan di negara ini. Tanpa menepis kemungkinan adanya
faktor-fanktor lain yang dapat mempengaruhi generasi penerus bangsa tersebut
untuk melakukan berbagai macam jenis perbuatan yang menyimpang dan sangat jauh
dari nilai-nilai yang berkembang dalam masyarakat Indonesia secara umum. Faktor
globalisasi yang membawa arus informasi sehingga sulit dibendung dirasa mempunyai andil yang sangat besar terhadap
berbagai kasus yang menimpa para generasi penerus bangsa tersebut.
Karakter
bangsa merupakan aspek penting dari kualitas SDM karena kualitas karakter
bangsa menentukan kemajuan suatu bangsa. Karakter yang berkualitas perlu
dibentuk dan dibina sejak usia dini. Usia dini merupakan masa kritis bagi
pembentukan karakter seseorang. Erikson (1968) menurut Freud kegagalan
penanaman keperibadian yang baik di usia dini akan membentuk pribadi yang
bermaslaaha dimasa dewasannya kelak. Kesuksesan orang tua membimbing anaknya
dalam mengatasi konflik keperibadian diusia dini sangat menentukan kesuksesan
anak dalam kehidupan sosial di masa dewasanya kelak (dalam Masnur, 2011:35).
Usaha untuk membendung atau meminimalisir
perkembangan arus globalisasi dapat dilakukan melalui jalur pendidikan salah satunya pendidikan karakter secara formal maupun non formal untuk menananmkan kembali nilai-nilai yang
dapat menjadi pengangan generasi penerus bangsa tanpa harus tenggelam dalam
arus globalisasi yang membawa dampak negatif bagi kehidupan mereka secara khusus dan kehidupan
orang disekitar mereka secara umum. Seperti yang dikemukakan oleh ketua MPR Pak
Zulkifli Hasan yang mengatakan era globalisasi tidak semuanya membawa efek
positif, tapi ada juga dampak negatif. Karena itu, pembangunan karakter sangat
penting untuk menangkal dampak negatif globalisasi di Indonesia. "Di
tengah-tengah pengaruh global yang tak terbendung, tentu banyak juga dampak
negatifnya," kata Zulkifli dalam acara The
Third International Conference-Thoughts on Human Sciences in Islam
(IC-Thusi) di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (16/11/2016).
"Pembangunan karakter bangsa antara lain membangun etika bermasyarakat, adalah
hal penting untuk membendung dampak negatif tersebut," (news.liputan6.com/read/2654213/ketua-mpr-pembangunan-karakter-cara-bendung-dampak-globalisasi)
Pendidikaan
karakter akan memberikan pencerahan akan konsep free will dengan menyeimbangkan konsep determinisme, dalam praksis
pendidikan. Pendidikan harus memberikan ruang yang luas kepada peserta generasi penerus bangsa
untuk memilih. Pendidikan menekankan bahwa kebebasan itu satu paket dengan
tanggung jawab yang harus dipikulnya. Apabila terjadi kesalahan dalam mengambil pilihan,
apalagi bertentangan dengan etika dan norma universal, tanggung jawab dan
sanksi yang harus diterimanya dengan lapang dada. Sehingga generasi penerus bangsa dapat mengakui dan meminta maaf atas memilih dan berkehendak.
Secara teoritis pendidikan
karakter memberikan angin segar bagi masa depan para generasi penerus bangsa,
dengan adanya pendidikan karakter maka semua hal yang diakibatkan adanya
globalisasi yang mengarah ke arah yang negatif dapat diminimalisir. Pendiidkan
karakter akan menanamkan nilai-nilai karakter kebangsaan yang selama ini
menjadi jati diri bangsa Indonesia. Nilai-nilai karakter kebangsaaan yang
dimaksud diantaranya yaitu nilai religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja
keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan,
cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca,
peduli lingkungan, peduli sosial dan tanggung jawab (Kementerian Pendidiakn
Nasional, 2012)
Implementasi nilai-nilai
pendidikan karakter tersebut dapat dilaksanakan melalui proses pemberdayaan dan
pembudayaan sebagaimana digariskan sebagai salah satu prinsip penyelengaraan
pendidikan nasional. Proses ini berlangsung dalam tiga pilar pendidikan yaitu:
dalam 1) sekolah, implementasi pendidikan karakter di sekolah dikembangkan melalui
pengalaman belajar dan proses pembelajaran yang bermuara pada pembentukan
karakter dalam diri siswa. Pendidikan karakter dalam kegiatan belajar mengajar
di kelas, dilaksanakan menggunakan pendekatan terintegrasi dalam semua mata
pelajaran. 2) keluarga, keluarga merupakan hal yang terpenting dalam pembentukan
karakter anak. Karena keluarga ibarat akar yang menentukan akan menjadi apa dan
bagaimana seorang individu tersebut. Bila keluarga menjalankan fungsinya dengan
baik, maka individu-individu yang dilahirkan akan mempunyai moral dan karakter
yang baik, sehingga dapat membentuk sumber daya manusia yang berkualitas. 3)
masyarakat, pembudayaan di masyarakat dapat dilakukan melalui keteladanan tokoh
masyarakat, pembiasaan nilai-nilai di lingkungan masyarakat, pembinaan pengembangan
hubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, penegakan aturan yang berlaku
(Sulistowati, 2012).
Dengan demikian peran
pendidikan karakter sangatlah penting dalam usaha membendung derasnya arus
informasi pada era globalisasi yang berdampak pada tergerusnya karakter bangsa
yang ditandai dengan berbagai kasus yang menyimpang dalam kehidupan
bermasyarakat khususnya kasus-kasus yang dilakukan oleh para generasi penerus
bangsa. Pendidikan karakter akan mendidik para generasi penerus bangsa baik
secara langsung ataupun tidak langsung dari tiga pilar sebelumnya yaitu
dilingkungan sekolah, masyarakat serta
dalam keluarga untuk mengetahui jadi dirinya sebagai generasi bangsa
Indonesia yang memiliki karakter kebangsaan seperti yang diamanatkan oleh
pemerintah. Sehingga berbagai kasus-kasus menyimpang yang dilakukan oleh
generasi muda dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat dapat
diminimalisir ataupun diatasi.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Globalisasi menjadi tantangan besar yang mau
tidak mau harus dihadapi oleh bangsa Indonesia jika ingin terus mengikuti
keadaan bangsa-bangsa maju lainya. Globalisasi membawa dampak yang sangat besar
bagi kehidupan bangsa Indonesia baik itu dampak positif maupun dampak negatif
yang secara langsung maupun secara tidak langsung dapat dirasakan. Dampak
positif dari adanya globalisasi yaitu terbukanya wawasan dari seluruh lapisan
masyarakat untuk terus menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman, wawasan
tersebut mengarah kesemua lini kehidupan. Kehidupan sosial, ekonomi, politik,
hukum, tekhnologi serta pendidikan dan kebudayaan. Dampak negatif dari adanya
globalisasi yaitu kebebasan informasi yang didapatkan oleh masyarakat,
kebebasan inilah yang banyak disalah gunakan oleh generasi penerus bangsa
sehingga mereka melakuka sesuatu yang menyimpang dari nilai-nilai yang
berkembang dalam bangsa Indonesia bahkan menyimpang dari nilai-nilai yang
berlaku secara universal.
Pendidikan karakter menjadi suatu
langkah stategis bagi pemerintah untuk terus menjaga keutuhan bangsa Indonesia
terlebih untuk melindungi para generasi penerus bangsa dengan memperbaiki
karakter yang masing-masing mereka miliki. Generasi penerus bangsa menjadi
perhatian khusus dalam pendidikan karakter yang harus dilakukan baik secara
formal, non formal dan informal. Dengan pendidikan karakter tersebut diharapkan
generasi penerus bangsa dapat memahami dan mempraktekan nilai-nilai karkater
kebangsaan yang menjadi benteng dari tergerusnya jati diri generasi penerus
akibat adanya globalisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Barnawi
dan Arifin M. 2016. Strategi dan
Kebijakan Pembelajaran Pendidikan Karakter. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Depdiknas.
2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat
Bahasa Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Khawirizmi.
2014. Implementasi Pendidikan Karakter
Dalam Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan Konstektua.
Volume II, Edisi I,Hal. 41 – 58
Kementerian
Pendidikan Nasional Badan Penelitian Dan Pengembangan Pusat Kurikulum. 2010. Pengembangan
Pendidikan Budaya Dan Karakter Bangsa. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Muslich, Masnur. 2011. Pedidikan
Karakter. Jakarta : Bumi Aksara.
Sulistyowati,
Endah. 2012. Implementasi Kurikulum
Pendidikan Karakter. Yogjakarta: PT
Citraaji Parama.
Saptono.
2011. Dimensi-Dimensi Pendidikan Karakter.
Jakarta : Erlangga.
http://presidenri.go.id/berita-aktual/tiga-tahapan-pembangunan-menuju-indonesia-2045.html
(diakses tanggal 20 Sepetember
2017)
http://www.beritasatu.com/hukum/453625-penanganan-kasus-korupsi-di-kejakasaan-masih-jauh- dari-harapan.html (diakses tanggal 20
Sepetember 2017)
https://id.wikipedia.org/wiki/Globalisasi
(diakses tanggal 20 Sepetember 2017)
http://news.liputan6.com/read/2654213/ketua-mpr-pembangunan-karakter-cara-bendung-dampak-globalisasi
(diakses tanggal 23 September 2017)
https://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan_karakter (diakses tanggal 24 September)
Comments
Post a Comment